Senin, 03 Desember 2012

Hampir tiba

Kembali ke Bogor kali ini, rasanya segala sesuatu jadi dibaui dengan unsur "persiapan".

Pagi-pagi berangkat dari Manokwari tanpa sarapan, baru nyadar bahwa rata-rata flight dengan harga murah tidak menyiapkan apapun selain bahan jualan dan kursi tanpa makan, persis seperti pada rute perjalanan menuju daerah terpencil. Untunglah, setelah lebih lima jam penerbangan, ditambah transit kedinginan di makassar, perjalanan ini diakhiri dengan sukses di resto kecil dengan sajian teh segelas gentong yang murah hati. Tidak ada lagi kejengkelan akibat berangkat tanpa persiapan.

















Kali ini, dengan persiapan sekenyang di atas, sisa perjalanan dalam kepadatan tol Cengkareng-Baranangsiang berubah jadi tidur yang nyenyak.....

Lanjut lagi dengan misi berikutnya, perjalanan mencuci otak dan isi dompet di hari berikutnya, sukses membuahkan lebih banyak hasil. Bersiap-siap menyambut Natal, secara fisik sudah tampak di pusat perbelanjaan yang didatangi. Segala pernik-pernik, sale, kelengkapan hari raya sudah mulai terpasang di mana-mana.


















Sampai dengan yang satu ini, barang jualan yang membuat diri sibuk berkhayal, betapa asiknya kalo kita berhasil menangkap dan mengendalikan setangkup cahaya sesuai keinginan kita....

Tidak mampu mengelak dari ketatnya jam biologis, membuat saya sempat mengalami proses persiapan berikutnya. Misa pagi-pagi sekali di Katedral Bogor. Gereja antik yang punya begitu banyak kenangan, dan masih selalu berusaha menambah kenangan indah setiap kali dikunjungi, seperti saat Misa Adven I ini. Kesederhanaan sang homilis yang membius umat, membawa begitu banyak pesan, menyingkapkan apa sebenarnya yang membuat perjalanan kali ini betul-betul harus terselenggara untuk mencuci jiwa dan hati sendiri.


















Melihat korona cantik dan sisi altar ini, seluruh kepingan "bersiap-siap" dari awal perjalanan ini berusaha mengingatkan, ada yang hampir tiba, entah kita siap atau tidak.


Menulis tanpa persiapan, bisa bikin mumet sendiri, apalagi untuk orang lain ^___*

Kisah Kita

Bernafas, namun tak berasa hidup. Berjiwa, namun berasa tak bernyawa. Menjalani hari hanya menghitung tiap menit, berusaha melupakan bahwa...