Selasa, 04 Juni 2013

Ilham Kepagian

Bangun pagi. Bagi sebagian orang bisa jadi bagian dari perjuangan hebat yang terkadang disertai penderitaan. Berupaya dengan segala daya mempertahankan mata tetap terbuka sambil memanggil roh sendiri yang sedang asik berkelana memang betul-betul berat. Bersyukurlah saya mengenal beberapa teman, sahabat dan kerabat yang selalu termasuk pejuang sejati dalam pertempuran bangun pagi ini.
Bertolak belakang dengan saya, yang sulit sekali melawan kekuatan jam biologis tubuh, seringkali malah sudah siuman sebelum diteriaki ayam jago digital di samping kuping. Kebiasaan yang tidak jarang bikin badan melayang-layang kalo habis begadang dan badan tetap tidak bisa diajak mbangkong - tidur sampai siang. Tetap sadar segera setelah matahari terbit.

Postingan ini muncul bukan karena kedua sebab di atas. Tapi justru karena bangun kepagian. Kebanyakan beristirahat dan tidur seharian ternyata lebih dari cukup untuk wayangan setelah terbangun mendadak selepas tengah malam. Segala cara sudah dikerjakan, mulai dari yang biasa hingga yang bikin putus asa. Menyelesaikan pekerjaan kantor yang nyisa, sudah. Melancarkan jurus-jurus yoga sambil berdoa litani, sudah. Berkhayal dan menyusun banyak rencana ajaib, sudah. Belum bisa nyenyak juga. Sampai terpikir untuk sepedaan sambil merapal mantra "ngantuk... tidur...mimpi..." berkali-kali. Untunglah niatan itu tidak terlaksana karena masih ada sedikit kewarasan tersisa di otak, dan akhirnya kantuk muncul juga sesaat sebelum subuh.

Beristirahat, tidur, bangun dan beraktifitas kembali, satu kelompok rutinitas wajib tubuh. Jadwalnya memang tidak selalu sama untuk setiap orang. Sebagian besar menjalani siang dan sisa yang lainnya lebih mengakrabi malam. Semua dengan alasannya masing-masing.
Tapi kejadian pagi ini menyisakan pesan bahwa terkadang,
salah satu cara terbaik untuk kembali bisa menghargai apa yg kamu miliki adalah dengan meninggalkannya sejenak.
Kerapkali, untuk menghargai kedamaian dan kenyamanan hidup, kita mesti sampai pada tahap mumet dan galau lebih dulu.
Lantas kembali pulang mendapati banyak berkat dan hadiah menunggu kita tanpa perlu kita cari jauh-jauh.







Jalur pita keemasan, ataupun kabut, semua ada, tepat setelah bangun.
Untuk kekasih hati, yang selalu rindu mengantar pagi sebelum mampu menggaulinya
Selamat pagiii....


Kisah Kita

Bernafas, namun tak berasa hidup. Berjiwa, namun berasa tak bernyawa. Menjalani hari hanya menghitung tiap menit, berusaha melupakan bahwa...