Jumat, 23 Oktober 2015

Three Friends

Three little friends grow up together,
shoot from the debris with shining coat,
find each own destiny with no doubt,
reflect the light to thrive better.




living in a real world,
alive, yet apart...


Senin, 24 Agustus 2015

Bijak Sejenak

Sekian lama, setelah berbulan-bulan baru muncul lagi di misa subuh ternyata membawa kesan tersendiri. Pagi ini, setelah semalaman tidur dengan penuh keringat dan pikiran melayang terpengaruh obat, niat mencuci otak di awal pekan akhirnya terlaksana.
Untunglah, apa yang diniatkan memang biasanya ada ganjarannya. Pesan pagi ini sederhana sekali, bagaimana kita bisa berjuang untuk menjadi bijaksana, sekaligus menularkannya pada orang lain. Kuncinya hanya satu, dengan berbagi. Tetapi setiap hal yang kita bagi harus punya syarat, dan syarat ini lebih dari satu pastinya.
Pertama, hal itu benar adanya… Sesuatu yang benar lebih pantas kita bagi, karena jauh lebih mudah dipahami daripada yang salah.
Kedua, hal itu baik rupanya… Membagi kebaikan selalu lebih membahagiakan untuk orang lain, dan hampir selalu memantul kembali pada diri kita.
Ketiga, hal itu bermanfaat… Karena memang banyak hal mungkin benar dan baik, tapi tidak bermanfaat untuk dibagikan.
Membatasi diri hanya pada ketiga hal tersebut memang jauh lebih mudah diucapkan dan diingat-ingat ketimbang dilaksanakan, tapi belajar dan berupaya merupakan kelebihan manusia yang lebih unggul daripada mahluk lain. Dan sekali ini, saya menemukan kembali beberapa hal yang bisa saya bagikan… ada banyak poin yang pasti tidak populer dan kita, termasuk saya pasti akan menghindarinya bila memungkinkan, tapi saya tetap berharap semoga berguna.

Belajar Menjadi Rendah Hati dan Bijaksana – Pesan Mother Theresa
1.Berbicaralah sesedikit mungkin tentang diri sendiri
2.Uruslah sendiri persoalan anda
3.Hindari rasa ingin tahu masalah orang lain
4.Janganlah mencampuri urusan orang lain
5.Terimalah pertentangan dan kegembiraan
6.Janganlah memusatkan perhatian pada kesalahan orang lain
7.Terimalah hinaan dan caci maki
8.Terimalah perasaan tak diperhatikan, diperlakukan dan dipandang rendah
9.Mengalah terhadap kehendak orang lain
10.Terimalah celaan, walaupun Anda tidak layak menerimanya
11.Bersikap sopan dan peka sekalipun seseorang memancing amarah Anda
12.Janganlah mencoba agar dikagumi dan dicintai
13.Bersikaplah mengalah dalam perbedaan pendapat, walau pendapat Anda yang benar.
14.Pilihlah selalu yang tersulit.



Thank you, Lord... for show the light again and push my Refresh button

Rabu, 20 Mei 2015

BERLATIH DIRI


Duduk tenang dan bersabar
adalah salah satu perilaku yang teramat sulit bagi saya.
Selama ini kedua hal itu menjadi salah dua pelajaran hidup yang terpaksa harus saya tekuni dan jalani dengan sepenuh konsentrasi. Seringkali keduanya teralihkan dan digantikan oleh segala kesibukan, pekerjaan yang tidak ada habis-habisnya, masalah yang selalu ada saja, sampai gangguan dan godaan yang bisa muncul kapan saja. Memiliki waktu untuk men-sunyi-kan diri malah berubah menjadi sesuatu yang mahal sekali harganya, tidak bisa dibeli meskipun dengan uang gaji, berikut semua tunjangan-tunjangan lainnya.
Men-sunyi-kan diri, bukan hanya menenangkan diri seperti biasanya, tetapi lebih pada berlatih mengosongkan dan mendetoks alam pikiran, hati, jiwa, tubuh sekaligus. Suatu proses yang tidak bisa dijalani dengan sekejap mata, butuh banyak tahapan dan sekumpulan waktu yang perlu dikorbankan.
Dan bagi saya, gabungan proses berlatih diri inilah yang menjadi hadiah akhirnya.

Sebuah cahaya yang seringkali redup menuliskan kembali pesan ini…
“Duduklah di situ dan jadilah pandai di tempat kamu duduk…”
Ia mengingatkan betapa bersabar dan belajar di manapun kita berada, adalah proses abadi dalam hidup.
Sama seperti latihan kesabaran yang justru saya dapatkan sebagai bingkisan Paskah tahun ini.
Lima bonggol buruk rupa dan setengah hidup, menjelma menjadi kuntum-kuntum besar yang merekah, tumbuh pesat dari tanah yang tak seberapa subur.
Tuhan menghadiahkan cara sederhana bagi saya untuk melatih diri duduk tenang, bersabar, dan berusaha kembali penuh perhatian pada proses menghitung berkat dan anugerahNya. Tidak terduga memang, tapi caraNya memang tak pernah bisa kita selami.









Hidup ternyata masih jauh dari usai, dan kasihNya nyata, lebih tak terukur lagi…

(Foto-foto: amaryllis hadiah Paskah dari om Pil-Mone; Kutipan: pesan A.O. Ataruri, hadiah Pekan Paskah dari tetenya Econ)

Selasa, 03 Maret 2015

Menyaru? Atau Berubah?

Seorang kawan beberapa hari lalu mengajak untuk kembali menekuni hobi lama yang sempat terlupa.
Memotret.
Sekian lama menyibukkan diri dengan hal-hal yang (dipaksa) penting membuat kebiasaan ini harus "dipanggil" kembali.
Sebenarnya obyek sederhana yang menarik perhatian kawan ini adalah seekor bengkarung, kadal hijau yang disangkanya seekor bunglon. Sang "tersangka bunglon" ini sedang berjemur di batang cemara kipas depan ruang kerjanya.

Kesesuaian warna ekor dan peralihan warna tubuhnya membuat sang bengkarung seakan berada dalam proses menyaru, menyamar dan menyesuaikan diri dengan lingkungannya.
Meski akhirnya hanya membawa senyum, ada saja pertanyaan gak penting yang lalu muncul, apa memang mahluk hidup sering berada dalam posisi itu? Selalu dalam proses menyamarkan dirinya? Atau aslinya memang sudah memilih berubah sesuai lingkungannya?



Selasa, 20 Januari 2015

Sibuk ? Hidup !

Memasuki tahun yang baru dengan banyak rencana,rasanya sudah wajib sekali hukumnya untuk kita. Tidak ada rasanya yang ingin memasuki tahun baru dengan banyak beban. Setahun yang lalu, syukurlah saya benar-benar sibuk... yup sibuk menjalani hidup.
Dan tahun ini, rasanya, syukurlah, saya berharap tidak akan jauh berbeda.



Mulai dengan mengerti betapa indahnya insomnia dan jatuh hati lagi pada alam bawah sadar yang jarang dimengerti...



Lantas, mulai mengerti bahwa selalu ada saat pertama untuk kita sementara untuk orang lain mungkin saat itu takkan pernah datang. Menjadi sok-sok pujangga saat rasa lapar menyerbu, dan sukseslah resep pare isi serta pasta tuna tersaji di atas meja.



Sampai akhirnya berhasil mengumpulkan roh dan nyawa kembali, bersiap sibuk kembali berkejaran dengan deadline hidup.





Terima kasih Tuhan.
Ada cinta yang sedang menunggu
malu-malu

Hohoho

Kisah Kita

Bernafas, namun tak berasa hidup. Berjiwa, namun berasa tak bernyawa. Menjalani hari hanya menghitung tiap menit, berusaha melupakan bahwa...