Selasa, 29 Mei 2012

Penyakit

Lama tidak menulis, banyak kejadian gak penting yang antri untuk dicuekin . Yang banyak menyita waktu, adalah penderitaan menanggung penyakit…

Penyakit-penyakit rutin seperti ngantuk tak tertahankan, lapar tak kenal waktu, sampai malas tak terkendali, sibuk berbaur dengan penyakit-penyakit lain yang kedatangan dan kadarnya kadang-kadang terlalu ajaib…. Terkapar karena kadar Tg tinggi ditemani penyakit wajib malaria tersiana, bikin kepala geleng-geleng sendiri, hobi yang dimiliki kok tidak banyak berbeda dari sakit-penyakit….

Untung sakit jiwa gak ikutan muncul sekalian…. Atau senewen tak berkesudahan yang sering terasa belakangan ini sudah seharusnya dijadikan gejala awal kegilaan.....hehehe















Hasil kunjungan ke dokter dan swalayan terdekat ternyata tidak banyak membantu, selain menambah penyakit lain, aturan diet baru disertai terkurasnya isi dompet. Tiba di rumah ada lanjutan lagi, ...kalo soal omelan, hinaan dan tertawaan dari orang lain, yang kali ini...syukurlah sudah bukan jadi penyakit lagi wkwkwk…


















Hahhh.... namanya juga hidup, seharusnya menikmati penyakit sudah jadi satu kewajiban. Malah seringkali ada kelegaan... Tenang karena ternyata tubuh ini masih punya batas, yang mengingatkan saat segala sesuatu mulai berjalan tak beraturan. Menderita sakit berarti mengakui bahwa tubuh ini masih bernyawa, dan punya kesempatan untuk sembuh dan dipulihkan...



Sakit lagi,
"_"
keliatannya bener kata salah satu cahaya kecil...
"cuma perlu diresepin nilpun banyak-banyak...biar waras"
^_*

Kamis, 10 Mei 2012

K A M U

Kamu,
Yang sebelumnya tak kutau,
Ku belajar mengenalmu lewat angin,
Lewat hujan, lewat setiap daun yang jatuh,
Setiap cahaya fajar dan teriknya siang
Lewat sejuk angin malam dan dinginnya subuh

Kamu,
Ku belajar menyayangimu lewat angan,
Lewat mimpi, lewat segala kisah yang terdengar,
setiap potongan cerita dan syair lagu,
lewat irama dan khayalan,
rangkaian praduga yang tak berdasar

Mengertikah?

K a m u !!!
Ya... d i r i m u....

Mencintaimu adalah siksa tak berkesudahan,
lewat tiap kata dalam pesan pendek,
lewat getaran suara dalam panggilan singkat,
setiap nafas dan desahan, setiap ujaran dan kalimat.

Merindukanmu adalah penderitaan panjang,
terluka tanpa niat menghindar,
sekarat tanpa harap mati,
berdarah-darah dalam linangan air mata,
sakit di sepenuh dada ini.

Kamu,
Yang selalu raib saat dicari...
masih saja tak berkenan kumengerti....
sekarang malah tiada berita....















Kangen berat,
Sampai di ubun-ubun,
Hiks...
Engkau di mana...?

Selasa, 01 Mei 2012

Ngarang

Sudah takdir kalau kita menghadapi hidup dengan banyak sekali perbedaan.
Karena itulah, menjadi lain terhadap orang lain dalam keseharian merupakan anugerah paling indah untuk dinikmati. Segala konflik dan solusi yang menyertainya menjadi lebih menarik untuk dirasakan.

Kali ini ada niatan untuk belajar berkata-kata dalam diam.
Niat ini muncul karena banyaknya perbedaan saat mengungkapkan maksud dan perasaan dari kepala dan hati kita. Banyak orang yang mampu berbagi dengan suara lantang, menyajikan gerak dan nada, sementara yang lainnya hanya menyiratkannya lewat warna dan corak, tidak sedikit pula yang sibuk menumpahkannya lewat huruf dan simbol, sementara sisanya, berjuang menyatakannya dalam kesunyian.
Berusaha membuat sang penerima maksud berusaha kreatif,memahami arti seperti seorang pembaca pikiran.

Duduk dalam keheningan,
hanya menatapi waktu berlalu,
sementara pikiran melayang-layang,
kemudian kembali lagi ke layar monitor,
ke lembar-lembar kertas yang dibaca,
dan berakhir ke atas keyboard,
atau setidaknya menggerakkan pensil
di atas lembaran-lembaran kertas buram.
Ternyata sama menenangkannya
dengan menjalankan yoga
dan mengistirahatkan benak
sepenuh kesejukan udara dalam paru-paru.
Menghiasinya pelan-pelan dengan rasa sayang,
terkadang juga kemarahan dan keingin tahuan...
sungguh-sungguh membuat hidup terasa tanpa batas...
mengantar pulang menuju kerinduan terdalam.

Menuliskan setiap nafas dengan cinta
dan menjadi unik dengan segala kelimpahannya.














Setelah sekian lama,
ngarang lagi,
masih nyaman juga sensasinya...

^_*

Kisah Kita

Bernafas, namun tak berasa hidup. Berjiwa, namun berasa tak bernyawa. Menjalani hari hanya menghitung tiap menit, berusaha melupakan bahwa...