Sabtu, 22 Oktober 2016

ADA Yang Masih Tersisa

Mati suri selama berbulan-bulan, sekali siuman, hidup, dan langsung bergelut kembali dengan maut.
Kadang hidup melebihi ironi yang paling lucu, yang sudah tak bisa lagi mengundang tawa saking menggelikannya.
Menyenangkan, melegakan, sekaligus teramat menyakitkan untuk tetap dinikmati.

Kemarin, seorang pergi setelah yang lain tiba. Kembali, yang tertinggal berupaya membebat lubang-lubang hatinya dengan rapat, sekali ini tak boleh ada angin basah atau dingin hujan merembesinya. Senyum dan tawa mungkin bisa menambal kerut-rapuh di wajah, tapi sekali lagi, segala sesuatu tidak akan pernah sama lagi. Menumpulkan indera, menjilat luka, menelan derita, dan kali ini tanpa air mata, hanya pengertian sarat makna.

Seperti kata seberkas cahaya di pagi bermendung gelap tadi pagi,
ADA yang telah dilemparkan ke dunia, dan betapapun akan tetap terus menyala
ADA yang lebih panjang, lebih lebar, lebih dalam dan lebih tinggi, dan tetap tanpa batas,
ADA yang selalu begitu luar biasa, tapi jarang kita sadari
ADA yang datang dan pergi, tapi selalu ada yang tinggal
Sampai kita sendiri duduk mendiamkan diri, dan disapanya.




Hidup,
Menjalani kenangan penuh didikan,
Dalam cinta padaNYA
Terima kasih.
Amin.


Untuk P.A.S. a.k.a.Mas Bro AR di Rabu, 19 Oktober 2016,
May Jesus bless you always.

Kisah Kita

Bernafas, namun tak berasa hidup. Berjiwa, namun berasa tak bernyawa. Menjalani hari hanya menghitung tiap menit, berusaha melupakan bahwa...