Rabu, 23 September 2009

TERKEKANG SENJA

Gemes sekali rasanya sore ini. Kamera digital tercinta gak mau diajak kerja sama. Sudah lama memang suka begini, pas dapet momen bagus, malah ilang kesempatan ngabadiinnya. Ceritanya sore ini mo motret efek dust storm di Sydney (jauh amat yah....), yang bikin rupa matahari di atas kota Townsville ini kayak lampu bulat gede yang suka ada di taman depan kantor Gubernur dok dua pas jaman tahun dua dulu (kompak...sesama dua). Sederhana sekali, ngingatin ke masa-masa paling bermakna.

Ngeliat matahari yang jelas, bundar n pucat, apalagi dengan latar langit yang betul-betul beda dan tidak seperti biasanya yang ngejreng... rasanya bikin ngilu. Kenapa ya? Apa mungkin karena ada banyak ruang di benak yang lagi mampet sama berjuta-juta kata yang susah dikeluarin? Atau justru lorong-lorong dalam hati yang sudah mulai sesak sama macam-macam perasaan?

Seringkali kita berhenti di satu titik, ngadat dalam satu-satunya jalan gang sempit, tidak ada kesempatan untuk mundur karena setiap langkah di belakang kita sudah menjadi waktu yang terurai lepas. Mungkin bila kita tak bisa mundur lagi, kita hanya perlu memikirkan cara terbaik untuk maju terus. Yakin bahwa ada cahaya terang menanti di ujung...


A blanket of dust covers Sydney as a woman goes for a morning walk past the Sydney Harbour Bridge at Milsons Point (Photo by: Kate Geraghy).



Untuk sebuah hari, saat mentari memutih
dan senja untuk pertama kali kehilangan semua warnanya
debu selatan memang terlalu kuat mengikat nyawa

Rabu, 16 September 2009

CINTA untuk sepotong hati




Bila engkau tidak puas dengan masa lalumu,
lupakanlah sekarang.
Bayangkan sebuah kisah baru tentang hidupmu
dan yakinlah.
Pusatkan pikiranmu
hanya pada saat-saat engkau memperoleh apa yang kauidamkan.
Kekuatan ini akan membantumu meraih yang kau inginkan.

Sebab Tuhan hanya memberikan beban yang sanggup kita pikul.
Ia menyiapkan CINTA untuk kita
Hanya cinta satu-satunya milik kita,
yang akan kita bawa selama sisa perjalanan hidup kita.
Kurasa, jika kita mencari cinta dengan penuh keberanian,
cinta akan menyatakan dirinya,
dan pada akhirnya kita akan menarik lebih banyak cinta lagi.


(Jangan pernah berhenti mencinta
Karena untuk itulah hati dan hidup diciptakan…)


I miss you here, with bits from Cuelho's

Selasa, 15 September 2009

S A Y A ?










Apakah ini bagian dari ke-manusiawi-an kita?

Lebih mudah rasanya untuk selalu menunjuk ke orang lain
daripada menyadari lebih banyak jari tersisa
mengarah pada diri sendiri
Lebih gampang melihat kesalahan pihak lain
daripada mengingat kitapun sesungguhnya berada di posisi yang sama

Jauh lebih sulit mengucapkan kata pendek… “M A A F…”
pada orang lain
yang dengan segera menyelesaikan beratnya pertentangan,
ketimbang mengumbar lusinan bahkan puluhan elakan dan tuduhan,
berbumbu makian dan sumpah serapah penuh kemarahan
tak jarang menyimpannya melewati waktu, bertahun kadang,
membiarkannya menjadi bagian dari hari –hidup kita,
atau lebih hebat lagi mewariskannya pada orang lain…

Memang ada hal yang terlalu manusiawi untuk dihindari

Terlalu banyak yang tidak bisa kita lepaskan
dengan penuh kerelaan dari hidup kita
Lucunya,
bukan saja benda, mahluk dan sesuatu yang membahagiakan;
orang-orang terkasih kita, cinta, kerinduan, kenangan dan harta kita
tapi juga segala sesuatu yang menyakitkan kita;
kepahitan, kekesalan, kebencian dan dendam kita.

Berpikir dengan penuh kecurigaan dan tuduhan
melihat kekurangan orang lain
lalu hidup dengan penuh pretensi sendiri
Akhirnya malah mengurangi berkat
dan tidak pernah menambah usia.

Benak dan kepala tidak jauh berbeda dengan hati dan tubuh kita
Masing-masing punya kisaran batas untuk diisi
Apa yang mau kita tambahkan di dalamnya?
Lalu siapa yang mau kita biarkan untuk mengisinya?

Menunjuk, atau ditunjuk, itu suatu pilihan,
milik kita,
terbatas dan pelik,
tapi perubahan besar dan beruntun
yang timbul sebagai akibatnya jarang memiliki tepi.


This night, after internal conflict

Rabu, 09 September 2009

B A H A S A





Tuhan berbicara dalam segala bahasa

Itu pelajaran yang saya temui hari ini.
Bahasa verbal, bahasa visual, bahasa audio, bahasa isyarat, bahasa alam
atau lewat ilham yang mungkin sangat personal buat kita,
begitu uniknya Dia membahasakan penyelenggaraan rencanaNya
bahkan dalam keheningan sekalipun.
Kita jarang sekali tersadar bahwa ber-b.a.h.a.s.a
menjadi bagian terpenting dari berinteraksi dengan pihak lain.
Bukan saja dengan manusia lain,
dengan mahluk lain pun kita bisa merasa disapa dan menyapa,
dan akhirnya belajar tentang banyak hal tentang Dia yang menciptakan bahasa.

Ada banyak sekali pesan yang termuat lewat bahasa
meski kadang-kadang tak terucap secara eksplisit,
atau terujar tanpa pertimbangan yang implisit.
Melihat, mendengar,
merenung, berpikir,
berproses dan berbagi
pindah dari satu benak ke benak lain,
bertualang, berubah
berkembang, kadang-kadang tidak bersambung
tapi lalu tersimpul menjadi suatu keputusan,
bahwa begitu indah kalau ‘makna’ tentang sesuatu
justru tersirat menunggu kita menangkapnya
lewat bahasa kita sendiri.

Mulailah setiap hari dengan senyum,
bahasa paling sederhana yang disediakanNya
untuk menyapa seluruh berkatNya.

Kisah Kita

Bernafas, namun tak berasa hidup. Berjiwa, namun berasa tak bernyawa. Menjalani hari hanya menghitung tiap menit, berusaha melupakan bahwa...