Hari ini di tengah kegalauan,
Sesuatu menegurku,
percikan butiran bergaram di wajahku
membawa perih di kedua mataku....
Hari-hari hidup yang dilalui,
Mungkin mirip bentangan samudera,
Yang meneduh dalam dan kebiruan,
meski ujung-ujungnya berakhir pecah memutih
Yang bisa mengkaramkan kapal,
namun mampu menghantarkan biduk
Yang mungkin menyimpan badai,
tetapi selalu dapat menyurutkan airnya
Yang pasti menerima semua;
terik mentari, senyum rembulan,
sentuhan fajar dan senja, lengkung pelangi,
terpaan angin, pantulan langit,
gerimis, hujan, butiran air sungai,
bahkan juga sang embun.
Kasih yang tulus,
Yang memberi bukan untuk menerima balasan,
Yang menghargai penantian dengan penuh syukur,
Yang berbagi sampai sakit pun tak lagi berasa,
Sama seperti tarian abadi sang samudera,
yang tak pernah lelah beriak, berombak,
bergelombang, berbuih,
mengering lalu pasang
sejak awal dahulu, dan terus sampai akhir nanti.
Hati
juga seperti samudera,
sejauh apapun bergelora
tetap kan pulang ke pesisir sang pantai.
Sungguh, kujadi ingin seperti samudera,
meski mustahil merenangi luasnya,
mungkin cukup menghanyutkan diri bersamanya....
Thank you for drowning me.
(1 Corinthians 13:7).
pict. ocean eyes-yourstrulypoetry.com
Senin, 01 Februari 2010
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Kisah Kita
Bernafas, namun tak berasa hidup. Berjiwa, namun berasa tak bernyawa. Menjalani hari hanya menghitung tiap menit, berusaha melupakan bahwa...
-
Ini Bombax ceiba, atau kapuk, red silk cotton tree, sayang belum sempat ada bunga dan buahnya... Bronjol di batangnya itu ..... Ciri khas k...
-
Hujan-badai gini memang enaknya dengerin lagu, ketimbang main air di luar. Soalnya, meski dijamin bisa dinginin otak dan hati, tapi tetap aj...
-
This is a Vanilla Twilight from The Owl City always helps me feel better even now, when the fever keeps me burned inside the wind leaves me ...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar