Senin, 01 Februari 2010

Giving up

Hari ini di tengah kegalauan,
Sesuatu menegurku,
percikan butiran bergaram di wajahku
membawa perih di kedua mataku....



Hari-hari hidup yang dilalui,
Mungkin mirip bentangan samudera,

Yang meneduh dalam dan kebiruan,
meski ujung-ujungnya berakhir pecah memutih
Yang bisa mengkaramkan kapal,
namun mampu menghantarkan biduk
Yang mungkin menyimpan badai,
tetapi selalu dapat menyurutkan airnya

Yang pasti menerima semua;
terik mentari, senyum rembulan,
sentuhan fajar dan senja, lengkung pelangi,
terpaan angin, pantulan langit,
gerimis, hujan, butiran air sungai,
bahkan juga sang embun.

Kasih yang tulus,
Yang memberi bukan untuk menerima balasan,
Yang menghargai penantian dengan penuh syukur,
Yang berbagi sampai sakit pun tak lagi berasa,
Sama seperti tarian abadi sang samudera,
yang tak pernah lelah beriak, berombak,
bergelombang, berbuih,
mengering lalu pasang

sejak awal dahulu, dan terus sampai akhir nanti.

Hati
juga seperti samudera,
sejauh apapun bergelora
tetap kan pulang ke pesisir sang pantai.

Sungguh, kujadi ingin seperti samudera,
meski mustahil merenangi luasnya,
mungkin cukup menghanyutkan diri bersamanya....

Thank you for drowning me.
(1 Corinthians 13:7).


pict. ocean eyes-yourstrulypoetry.com

Tidak ada komentar:

Kisah Kita

Bernafas, namun tak berasa hidup. Berjiwa, namun berasa tak bernyawa. Menjalani hari hanya menghitung tiap menit, berusaha melupakan bahwa...