Kamis, 11 Februari 2010

Seharusnya tidak

Ini notes paling cocok untuk hari ini, bener-bener kena banget,
sengaja disalin di sini, supaya bisa terus ngingetin,
kalau segala hal berbau paranoid mulai muncul dan menganggu kadar kewarasan.

Merasa kesepian, seharusnya itu tidak boleh kejadian.

Saat engkau kesepian karena banyak teman yang tidak menyapamu, bahkan meninggalkanmu di saat engkau membutuhkan kehadiran seorang sahabat, itulah saatnya engkau mengubah kesepian menjadi kehangatan. Kehangatan yang sejati bukan berasal dari orang lain yang menemanimu, bukan pula dari orang yang begitu memahami persoalanmu.
Kehangatan sejati itu berasal dari Allah yang pertama kali telah merengkuhmu saat engkau mengalami kesepian.

Kesepianmu bukanlah akhir segala-galanya, dan bukanlah kenyataan hidup satu-satunya yang terjadi pada dirimu. Hidupmu bukanlah kesepian. Kesepian itu hanya salah satu duri, yang membuatmu berpikir, merenung, namun juga memberi kesempatan dirimu terluka. "Pengalaman terluka" itu dibutuhkan agar engkau tumbuh berbuahkan kasih. Tanah yang subur bukanlah tanah yang kuat, bagaikan batu, tapi tanah yang rentan, mudah diambil dan digenggam, mudah dicangkul, dicampur dengan pupuk, dan mudah menyerap air.

Kesepianmu saat ini ibarat tanah subur yang siap dicangkul dan disiram air segar. Kesepian itu membuat hidupmu terluka, namun "luka" itu tidak lain sebuah "ruang", meski sempit sekali, tapi ruang itu dapat engkau persembahkan kepada Allah. "Allah, aku punya "ruang" untuk-Mu, agar engkau tinggal. Kesepianku telah engkau biarkan hadir, agar terciptalah "ruang bagi-Mu" di dalam hati ini. Tinggallah dalam "ruang hatiku", agar aku mengalami kehangatan kasih-Mu. Engkau yang hangat, selalu menyapaku setiap hari."

Semoga kita mau belajar mengubah kesepian menjadi kehangatan dengan saling mendahului untuk menyapa sahabat-sahabat, saudara serumah, pasangan hidup, dan anak-anak!

Dikutip dari :
Kesepian itu menciptakan "ruang" untuk kehangatan
Rm. Blasius Slamet Lasmunadi, Pr.













Untuk hari ini,
karena seluruh hari lalu sudah boleh ada dalam pelukanNya,
dan seluruh hari ke depan,
tak pernah habis bermohon,
akan selalu ada dalam genggamanNya
Amin.

1 komentar:

Kisah Kita

Bernafas, namun tak berasa hidup. Berjiwa, namun berasa tak bernyawa. Menjalani hari hanya menghitung tiap menit, berusaha melupakan bahwa...