Kamis, 24 Februari 2011

ANAK HILANG

Gelisah mudanya
membawanya mengembara
di ketandusan cinta

Berpindah dari kata-kata merayu
ke pipi-pipi montok
gila di kemekaran bibir-bibir merah

Sekali tak pernah ia terpikir
peristiwa akan mencekik di benua duka
yang ada akan sudah dipertiada
tinggal diri seorang terbantun di pinggir jalan
dan tangis ini hanya sendu dan berjawab.

Di-ini malam tak berbintang
ia menjalin kesedihan
dalam keluh-kesakitan;
disisinya menggeletak anjing kurus
-- menggonggong ngeri
ratapi betina lari
tinggalkan yang hampir mati--
Meminta pengasihan.

Di-ini malam tak berbintang
Bulan juga enggan berdandan

Ia rindu
Rindu pulang
Rindu Bapa

Rindu kasih menggenggam hati


















Fridolin Ukur (Roma, musim panas 1956)
pict.: "lonely lost soul" by labrynthine.deviantart.com

Sebuah puisi lama, ditemukan setelah sekian lama dicari,
sungguh penuh rasa, menusuk begitu tajam dalam kenangan...
akankah sang pelantunnya dahulu
mampu menemukan jalan hilang yang dicarinya....?

rindu tak tertanggungkan, malam ini

2 komentar:

ilambra mengatakan...

mungkinkah sang anak dengan sengaja meleburkan diri untuk 'hilang'....
opo meneh iki.... wakakakak

water_lily mengatakan...

ketoke ngono kuwi...
(mumet kabeh...)
hihihi