Hari ini, semoga tidak menjadi salah satu dari banyak puncak keletihan hidup. Sudah setahun alur hidup seperti mengikuti gerakan berputar, awalnya berharap seperti putaran roda, yang terkadang di atas, lain waktu di bawah. Menjadi roda yang meski bertumpu pada sumbu tunggal, tetap mampu mengarah tempat yang dituju. Nyatanya yang terjadi justru kumparan roda berubah menjadi kincir, berputar tak kenal henti, terkena gempuran air, angin dan entah apa saja yang menimpa melewatinya. Memaksanya bergerak menggerus sumbu penopangnya sendiri. Melubangi bilah-bilah sepanjang jari-jarinya tanpa ampun.
Kembali berusaha menjadi waras, setelah sekian lama menggila, ternyata sama sekali tidak gampang. Menyedihkan, ada begitu banyak waktu dan energi sudah terbuang percuma hanya untuk mencari jawaban dari banyak pertanyaan retorika. Sama seperti berjuang menulis lagi sesudah terlalu lama tidak membaca, benar-benar membuat otak menjadi tumpul. Rusuh mencari topik, kisruh mengumpulkan kata, mumet sendiri menyambung-nyambung semuanya untuk menjadikan sesuatu yang bermakna. Meski selalu melihat sampai mata nanar, sembari mendengar sampai ikut meluap-luap, tidak juga banyak membantu, malah makin memuakkan.
Menceritakan hidup seperti sebuah puisi seringkali lebih mudah, menceritakannya, atau hanya mengandaikannya sebagai benda, alat, alam dan segala ciptaan kadangkala lebih ringan lagi ketimbang menjalaninya. Membiarkan hidup berputar, merasakan segala kebaikan bersisian dengan keburukan, harapan berbatasan dengan kekecewaan, pemulihan bertepian penderitaan, kehampaan berpantai kepenuhan, tidak mungkin terelakkan.
Ingin berhenti sejenak, hanya untuk membisu dan merasakan putarannya, mungkinkah?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar