Selasa, 10 November 2009

Sesak



Orang sering mengatakan, bahwa kita mulai menulis saat kemampuan untuk mengungkapkan sesuatu yang kita lihat, pikirkan dan rasakan sudah melewati batas untuk dinyatakan dengan ujaran. Sering pula hanya hal-hal yang begitu kuat nilai rasanya yang berhasil memaksa kita untuk mencatatnya, menyiapkan benak kita untuk mulai mengingatnya.

Memang, ada terlalu banyak rasa yang berkecamuk gaduh belakangan ini, meminta untuk dituangkan dalam rangkaian kata. Namun sekarang kata-kata menjadi tak cukup lagi mengungkapkan semua rasa itu. Belajar menerima dan menikmati seluruh rasa itu akhirnya menjadi satu-satunya pilihan untuk hidup dengan sebuah kesimpulan...

Keadaan bahwa hidup penuh keajaiban, entah sadar atau tidak kita membiarkan mata hati kita merekamnya, lalu menyimpannya dalam memori pikiran kita, membiarkannya larut dan memancar lewat emosi kita. Mungkin kita membiarkan keajaiban itu lalu tanpa bekas, lepas namun kemudian merasa kehilangan. Tapi pada ujungnya keajaiban itu mendesak kita untuk bertekuk, tak lagi bisa mengelak.

Seorang pemimpi mengingatkan, kita hanya dapat memahami keajaiban hidup sepenuhnya jika kita mengizinkan hal-hal tak terduga untuk terjadi. Kita juga perlu belajar untuk melepas segala ikatan waktu dan ruang untuk menemui hal-hal ajaib itu. Belajar membebaskan jiwa, terbang, dan menari di tengah angin badai hidup dengan sepenuh kesadaran, hingga angin yang sama mengantar kita kembali pulang ke pusat hal-hal ajaib itu berasal…

ringankan benak… menjadi tenang... dan melayanglah



Saat si otak nangka mulai bergulat … menggeliat dan makin lengket...

5 komentar:

akugadiscoklat mengatakan...

weh... cocok untuk ku saat ini terbang sejenak

water_lily mengatakan...

renggangkan sayapmu,
hirup bebasnya langit,
puaskan jala pandanganmu
sambil cari tempat hinggap kan Ka...
Good day:)

akugadiscoklat mengatakan...

ya......mb... tapi kman aku harus renggangkan sayap ku?

water_lily mengatakan...

ke langit penuh bintang, pastinya,
tempat angin menuai badai
dan awan menabur hujan
sampai rindu hangat mentari
jadi tak tertahankan lagi
dan akhirnya cahaya bulan yang kan mengantarmu pulang....
ikuti alur hidup dengan sabar Ka,
Sang Pemiliknya yang akan
menunjukkan peneduhan terbaik...
I've prove it :)

akugadiscoklat mengatakan...

ehmm..... iya mb......pasti itu

Kisah Kita

Bernafas, namun tak berasa hidup. Berjiwa, namun berasa tak bernyawa. Menjalani hari hanya menghitung tiap menit, berusaha melupakan bahwa...