Minggu, 11 Oktober 2009

Hari lalu dari luar jendela

Pagi ini, agak berbeda dari biasanya, ada kesempatan untuk memandang lepas keluar jendela, melayang di atas tajuk-tajuk palem dan paperbark di sekeliling kampus. Segar, teduh dan tenang, hanya kicauan cuckoo yang saling berbalasan, ditingkah panggilan mesra beberapa burung kecil. Ah beginikah rupa musim semi yang lewat perlahan? Salah satu musim saat Yang Kuasa melukiskan cintaNya di udara. Bunga-bunga merah di sepanjang alur kali kering ikut mengantar rasa itu mewarnai lamunan.

Pagi ini, sementara jumlah kata yang tumpah di catatan ini jadi lebih lancar daripada tuntutan ribuan kata di jendela lainnya, ada satu hal lagi yang menyeruak di kepala. Ringan, atau mungkin lega? Satu persatu jawaban mulai terpapar di hadapan, meski belum tersingkap semua. Ada banyak ragu masih berderet, menanti kejujuran yang (mungkin, tampaknya bakal) tiba dengan malu-malu. Mata terbeliak menatap nanar keluar, ada sepasang gerygone hinggap dan saling mematuk lembut di dahan poplar.

Malas bertanya pada awan berat yang tergantung di langit,
duhai! mengapa lebih sering lewat ketimbang jatuh…
berjuang atasi KELUH di sepenuh dada dan benak
kembalikan pikiran ke lembaran-lembaran kertas penuh huruf….
Assignments… ah… kenapa belum beres juga….

Tidak ada komentar:

Kisah Kita

Bernafas, namun tak berasa hidup. Berjiwa, namun berasa tak bernyawa. Menjalani hari hanya menghitung tiap menit, berusaha melupakan bahwa...