Minggu, 06 Desember 2009

Mampu berkisah

Sudah lama sebenarnya ada niatan untuk ngumpulin gambar bangunan di dalam dan sekitar Townsville, kota kecil di utara Queensland ini. Kota yang lebih mirip sebuah dusun besar, yang telah menjadi rumah sementara selama hampir setahun belakangan, dan masih harus ditinggali sedikitnya satu semester ke depan. Tapi apalah daya, kemampuan memegang kamera jauh lebih amatiran ketimbang kuatnya hasrat motret momen yang tepat dan segala yang indah-indah. Hasilnya? Jauh dari optimal :) Bosan dengan serial tumbuhan, hewan dan landscape alami, mungkin postingan ini jadi agak berbeda.


Northern main path

Bangunan selalu dikatakan mati, tak bernyawa, tersusun hanya dari rangka kayu, besi, plastik dan ramuan beton. Barangkali benar juga, meski aslinya manusia sendirilah yang kemudian meniupkan nafas dan memberinya hidup melalui konstruksi yang sudah berdiri.


Northern main bars


3rd floor carpark "roof j-tracks"

Seluruh foto di sini terkesan lengang, diambil persis setelah pusat perbelanjaan Stockland di perempatan Nathan Street dan Ross River Road tutup pada awal senja di Sabtu sore seperti biasanya. Namun semua jiwa yang melaluinya sepanjang jam-jam sibuknya, melewati tiap lorong, pilar dan pintu, sembari memantulkan bayangan di cerahnya etalase, menduduki setiap kursi di food court, atau mengistirahatkan kendaraan di atas aspal carparknya dan di sela-sela bars pengunci sepeda, sepenuhnya menghidupkan bangunan yang dingin ini.


Foodcourt centre-workplace


An Australian white ibis at northwestern side

Riuh kicauan burung-burung cosmopolitan yang bersarang di tingkap-lubang atap dan berlarian di sekeliling tamannya lebih rela lagi meninggalkan jejak jiwa, sama teraturnya dengan mesin genset dan AC yang tak pernah padam dalam kompleks bangunan ini.




Signs

Bangunan mati ini ternyata mengajarkan lebih banyak makna pada geliat hidup. Terlepas dari semua nilai yang sudah ada sebelumnya, masih ada sisi manusiawi, tempat manusia bertukar kebutuhan, menghargai kepentingan dan nilai manusia lainnya, dalam umur dan kemampuan tubuh yang berbeda.


Rivals at Centro, next to the intersection

Mengundang pemahaman yang beragam, tentang perjuangan dan pergulatan bersaing, ditolak atau berhasil memenangkan nasib. Ada warna keringat, air mata, darah, keluhan, kelelahan, senyum, tawa dan kelegaan yang terpancar dari setiap inci bangunan ini. Dan tanpa perlu bercerita, ia tetap berdiri di sana, menanti setiap yang melihat datang dengan kisah masing-masing.

Malam ini, waktu teringat kembali status selama di sini (dari seorang teman)… I'm still ”a full-time tourist & worker, and of course, a part-time student”

Tidak ada komentar:

Kisah Kita

Bernafas, namun tak berasa hidup. Berjiwa, namun berasa tak bernyawa. Menjalani hari hanya menghitung tiap menit, berusaha melupakan bahwa...