Mungkin benar juga, perasaan membutuhkan sesuatu seringkali begitu kuat datang, justru saat yang dibutuhkan itu tidak tampak jelas, tidak ada di hadapan kita dan jauh dari jangkauan. Atau, meskipun ada, dekat, menempel di depan mata, masih berbeda nilai rasa, hingga tetap terasa kurang, dan kembali mengingatkan kita akan kebutuhan yang kurang itu.
Berhari, berbulan dan bertahun rentang waktu berlalu atau dinanti, dan betapapun rentang jarak tempat antara kita dengan yang dibutuhkan, bisa dirasa begitu menyiksa, merubah kita, memaksa menyalakan sumbu jiwa yang memancing pencarian tak berujung, atau bahkan mendesak kita untuk menyerah terpanggang penderitaan kosong tak terobati.
Tak berbilang sudah jumlah para pemimpi, pengembara dan penjelajah yang berkelana tersiksa hatinya sendiri, lalu dengan penuh sadar atau setengah linglung memerintah isi kepalanya untuk berjalan sesuai nalurinya itu. Separuh dunia mungkin saja dijejaki, lebih dari separuh usia mungkin saja ditempuh, untuk kemudian kembali ke pintu rumah yang sama, pulang ke sudut paling sederhana benak kita sendiri, untuk menemukan titik keindahan dari jawaban impian usang kita yang paling dalam.
Perasaan merindu, menginginkan, memimpi-mimpikan, bukan melulu urusan hati yang melibatkan sosok-sosok pencinta atau otak yang sering semrawut dan kusut dengan segala macam hal, kekuatannya bahkan mampu menjajah perut, wilayah pengolah tenaga ke seluruh organ lain. Bagaimanapun bentuk kontemplasinya, hanya dengan membuka mata untuk apa yang ada di keseharian, ternyata mampu menyiratkan keserupaan menyolok untuk satu rasa yang sama.
Spaghetti sarden kalengan bertabur parmesan, anggap saja mie panjang umur made in Maknyak tersayang, meski panjang "mie" yang ini sudah standard, karena dipotong seragam :D
Sushi n curry puff left-over dari kulkas, dicocok-cocokin aja dengan alpukat bermadu n nenas dingin, di detik-detik terakhir berkhayal isi tudung saji di rumah, sebelum pingsan kelaparan sehabis kerja...
Yang ini, menu dengan kekuatan sihir homesick paling kuat, kalau lapar tidak mengamuk, pasti acara makan sudah penuh air mata...tempe goreng seharga ayam sekilo, bayam merah beserta sambal kecap.... Ah!
Buset....gimanapun dibelokin, semua kok akhirnya selalu menuju ke satu arah...
6 komentar:
salam kenal...
msakan yang terakhir itu,,wah Indo banget ya ?
Salam kenal juga, Kang
Yap, menu andalan
tetap gak ada bandingan
untuk mengingat kampung halaman
:D
Yah... apapun yang terjadi, mau hujan badai, kering kerontang, jauh atau dekat, siang atau malam, tetep...urusan 'kampung tengah' juga..... wkwkwkwk
Toni jelek...
Aku udah duga, nangkep esensinya
pasti ke satu rasa yang lain
hihihihi.....
:P
Weleeh weleeh.. Nyam nyaaaam...
Kayaknya. Kerinduan Sarah akan aneka menu itu gak serindu pada... Kampung halaman dan "isinya" deh... Xixixi...
Mbak....
Posting Komentar