berbantalkan lenganmu ku kembali
bawa tangisku yang belum usai
pada jalan pulang di ujung hari
dalam rengkuh pelukmu kali ini
tak ingin berpaling lagi
bila semua ditakdirkan untuk selesai
biarkan ku sentuh cahaya terakhir
tanpa elusan bening di pipi
hanya damai di dinding hati
selamanya ku pergi
aku siap.
Kamis, 19 Desember 2013
Senin, 30 September 2013
Mencari jalan pulang
Belum pernah rasanya serindu ini,
seperti seorang kekasih merindukan belahan jiwanya,
atau seorang ibu tua merindukan anak terkasihnya yang pergi jauh,
atau seorang pesakitan sekarat merindukan separuh nafasnya untuk tetap hidup
saya merindukan jalan pulang
Saat ini, waktu
satu melengkapi, dan dua justru melenyapkan...
Saat ini, waktu
kejujuran membisukan, dan apa yang tampak semakin mematikan...
tak perlu lagi hati dan jantung dari batu
saat semuanya telah tersingkap
tersesat,
sekali lagi,
saat langit tak bisa lagi runtuh
dan bumi tak bisa lagi berguguran...
rindu sekali
p u l a n g
cahayaku
masih adakah jalanmu?
(foto: dari halaman rumah sesosok cahaya, 30-12-2012)
seperti seorang kekasih merindukan belahan jiwanya,
atau seorang ibu tua merindukan anak terkasihnya yang pergi jauh,
atau seorang pesakitan sekarat merindukan separuh nafasnya untuk tetap hidup
saya merindukan jalan pulang
Saat ini, waktu
satu melengkapi, dan dua justru melenyapkan...
Saat ini, waktu
kejujuran membisukan, dan apa yang tampak semakin mematikan...
tak perlu lagi hati dan jantung dari batu
saat semuanya telah tersingkap
tersesat,
sekali lagi,
saat langit tak bisa lagi runtuh
dan bumi tak bisa lagi berguguran...
rindu sekali
p u l a n g
cahayaku
masih adakah jalanmu?
(foto: dari halaman rumah sesosok cahaya, 30-12-2012)
Kamis, 29 Agustus 2013
KEKEKALAN
Perubahan adalah satu-satunya yang abadi.
Jadi bila suatu saat, ada cahaya lain menembus ruang-ruang jiwamu,
terimalah dan rasakan kehangatannya untuk menerangi ruang-ruang jiwa lainnya…
Lebih dari sepuluh tahun lalu saya mendapat kalimat-kalimat ini sebagai hadiah perpisahan yang begitu indah,
begitu membekas dan tidak pernah hilang maknanya setelah sekian lama.
Menghidupi perubahan dan berubah untuk tetap hidup, memang betul-betul menghidupkan.
Seringkali kita mengalami
Mencintai dengan sangat biasa,
seperti jantung membiarkan udara merenangi ruang-ruangnya
Menyayangi dengan sangat wajar,
seperti mata mengedipkan kelopaknya tanpa perlu diperintah
Mengasihi dengan sangat ringan,
seperti setiap gerak refleks seluruh tubuh tanpa perlu disadari
dan ajaibnya lagi
kadangkala kita tidak khawatir apabila kondisi-kondisi itu berubah,
lambat - perlahan, drastis, dalam kadar dan jumlah yang berbeda-beda.
Seorang teman pernah bertanya,
kalau kita sudah sampai tahap seperti itu,
apakah lantas hati kita sudah terbuat dari batu?
ataukah kita sudah begitu tidak berperasaan
sehingga membiarkan semuanya terjadi,
dan kemudian bisa baik-baik saja ?
Saya rasa tidak,
setiap orang diciptakan untuk banyak tujuan dan maksud
untuk bertahan dalam beragam kondisi,
berkembang dalam beragam proses,
dan kalau yang bersangkutan percaya bahwa hidupnya adalah pusat perubahan
dia, jiwanya, tidak akan pernah bisa mati
demikian juga perasaan dan cintanya.
Bercermin pada pengalaman masa lalu,
Bertujuan pada harapan masa depan,
Atau sekedar bergumul pada kenyataan hari ini,
memelihara kita untuk bertahan menghadapi setiap perubahan.
HIDUP kembali
dan terus JATUH CINTA lagi
Penuh senyum,
ringan.
Jadi bila suatu saat, ada cahaya lain menembus ruang-ruang jiwamu,
terimalah dan rasakan kehangatannya untuk menerangi ruang-ruang jiwa lainnya…
Lebih dari sepuluh tahun lalu saya mendapat kalimat-kalimat ini sebagai hadiah perpisahan yang begitu indah,
begitu membekas dan tidak pernah hilang maknanya setelah sekian lama.
Menghidupi perubahan dan berubah untuk tetap hidup, memang betul-betul menghidupkan.
Seringkali kita mengalami
Mencintai dengan sangat biasa,
seperti jantung membiarkan udara merenangi ruang-ruangnya
Menyayangi dengan sangat wajar,
seperti mata mengedipkan kelopaknya tanpa perlu diperintah
Mengasihi dengan sangat ringan,
seperti setiap gerak refleks seluruh tubuh tanpa perlu disadari
dan ajaibnya lagi
kadangkala kita tidak khawatir apabila kondisi-kondisi itu berubah,
lambat - perlahan, drastis, dalam kadar dan jumlah yang berbeda-beda.
Seorang teman pernah bertanya,
kalau kita sudah sampai tahap seperti itu,
apakah lantas hati kita sudah terbuat dari batu?
ataukah kita sudah begitu tidak berperasaan
sehingga membiarkan semuanya terjadi,
dan kemudian bisa baik-baik saja ?
Saya rasa tidak,
setiap orang diciptakan untuk banyak tujuan dan maksud
untuk bertahan dalam beragam kondisi,
berkembang dalam beragam proses,
dan kalau yang bersangkutan percaya bahwa hidupnya adalah pusat perubahan
dia, jiwanya, tidak akan pernah bisa mati
demikian juga perasaan dan cintanya.
Bercermin pada pengalaman masa lalu,
Bertujuan pada harapan masa depan,
Atau sekedar bergumul pada kenyataan hari ini,
memelihara kita untuk bertahan menghadapi setiap perubahan.
HIDUP kembali
dan terus JATUH CINTA lagi
Penuh senyum,
ringan.
Sabtu, 10 Agustus 2013
ENCHANTED
I’m running away from my sanctuary, moving away from my warm hidden burrow, leaving the evergreen mist around my little meadow. This time the feeling is so strong, I cannot deny the felicity flowing in my blood, blissful smiles and peaceful minds painting my days.
I begin to walk in the same way, experience the same rush, and live in the same passion I’ve been dreaming for so long.
I’ve almost forget that every single thing of an intimate
can be memorized forever
All kisses, hugs, cuddles, touches, words, and even gaze
They’re clicking together, completing a great puzzle of my life, pouring it with this wonderful sensation.
This time I want to obey the emotion.
I’ll keep my joyful thoughts, defeat my fear of ticking time, and burn my heart with affection.
Far or near, it doesn’t really matter anymore.
He comes,
I’m on his arms,
We’re together,
And we’re in love.
Miracle happens.
Ten days…more than enough to hold this feeling…
m.i.s.s.. ..y.o.u… s.o… m.u.c.h…
I begin to walk in the same way, experience the same rush, and live in the same passion I’ve been dreaming for so long.
I’ve almost forget that every single thing of an intimate
can be memorized forever
All kisses, hugs, cuddles, touches, words, and even gaze
They’re clicking together, completing a great puzzle of my life, pouring it with this wonderful sensation.
This time I want to obey the emotion.
I’ll keep my joyful thoughts, defeat my fear of ticking time, and burn my heart with affection.
Far or near, it doesn’t really matter anymore.
He comes,
I’m on his arms,
We’re together,
And we’re in love.
Miracle happens.
Ten days…more than enough to hold this feeling…
m.i.s.s.. ..y.o.u… s.o… m.u.c.h…
Senin, 15 Juli 2013
TWILIGHT
Many people say that naturally, life is only a simple thing that goes along B and D, Birth and Death. Everyone would live among them, but only some could remember that there is a C between. It is a Choice for all what we going through, to make our life meaningful in the end.
I’ve been thinking so much about choices these most recent days, feeling very overwhelmed, still trying hard to swallow some heart-attacking stories and facts. Unfortunately, much sleeping and working busily seems not enough for changing these emotions to be sufferable.
I keep in mind that it was only last week I asked you to tell me at the first place whenever you make a choice for your life, something that possibly left me behind with our decisions.
I didn’t ask you for any purpose, I just want to be well-prepared for the consequences.
Then you made it, undoubtedly.
And I really hate myself because I have nothing for resolving your choice this time.
Now we have to live with it, though it might torture our mind for the rest of our time.
Dear,
I can understand our life may not be the same as whatever we want before,
but I just would like to remind you about one thing.
You can always find your way back Home,
the Heart will never let you down, me either.
For my soul mate,
from now on,
promise me you choose to fight for your life, OK….
(pict. Phoenix-firebird-burned, to rise from the ashes)
I’ve been thinking so much about choices these most recent days, feeling very overwhelmed, still trying hard to swallow some heart-attacking stories and facts. Unfortunately, much sleeping and working busily seems not enough for changing these emotions to be sufferable.
I keep in mind that it was only last week I asked you to tell me at the first place whenever you make a choice for your life, something that possibly left me behind with our decisions.
I didn’t ask you for any purpose, I just want to be well-prepared for the consequences.
Then you made it, undoubtedly.
And I really hate myself because I have nothing for resolving your choice this time.
Now we have to live with it, though it might torture our mind for the rest of our time.
Dear,
I can understand our life may not be the same as whatever we want before,
but I just would like to remind you about one thing.
You can always find your way back Home,
the Heart will never let you down, me either.
For my soul mate,
from now on,
promise me you choose to fight for your life, OK….
(pict. Phoenix-firebird-burned, to rise from the ashes)
Rabu, 03 Juli 2013
Burung Gereja
Sepasang burung gereja, seperti biasa terbang menuju tenggerannya di belakang sepasang kaki kayu, sekitar 10 meter di atas kepala. Aktivitas rutin yang tidak pernah lewat, dan kalo dilihat dengan rutenya dari lubang terali jendela samping, selalu dilakukannya berpuluh kali dalam sehari. Terbang pergi, naik sedikit,lantas turun, dan hinggap lagi, sesekali singgah di permukaan ubin depan meja atau berputar mengejar serangga di sela kursi-kursi kayu.
Tidak pernah lelah.
Melihatnya memungut dan membawa apa saja ke sarangnya yang tinggi itu, setiap kali memaksa otak yang masih lengket ini berpikir, betapa tekunnya mereka menjalani ritual itu.
Apakah mereka pernah saling mempertanyakan tentang hidup mereka?
Pernahkah mereka khawatir suatu saat akan ada perubahan, perbedaan bahkan akhir kebiasaan itu?
Pagi ini, sembari menenggelamkan diri lagi dalam renungan singkat yang menggabungkan topik ketidak percayaan dan kejujuran, sepasang burung gereja itu beraksi kembali di dalam pikiran.
Terbang ke sana kemari menempatkan banyak cahaya dalam kepala.
Seringkali kita menolak untuk mempercayai sesuatu
saat kita belum melihatnya,
tetapi setelah belajar cukup lama,
berulang kali mengalami penolakan, kegagalan,juga kesalahan,
dan berlatih untuk berkubang dalam kejujuran,
akhirnya banyak kenyataan hidup malah mampu bersaksi menunjukkan maknanya.
Bahwa ketenangan bukan berarti ketidak tahuan
Bahwa kesabaran bukan berarti kelemahan
Bahwa kelemah-lembutan bukan berarti kegagalan
Bahwa kerelaan bukan berarti ketidak pastian
Bahwa kedewasaan bukan berarti keterpaksaan.
Bahwa belajar bukan hanya bagian dari hidup,
tapi justru merupakan hidup itu sendiri.
Dan sekali ini ada yang jauh lebih penting,
kata-kata tak pernah lebih bernilai lagi
ketimbang pengertian dan penerimaan,
bahwa yang hidup memang sungguh-sungguh kuat,
dengan kekuatan cinta tanpa batas.
Indah sekali.
Ini untuk sepasang burung gereja yang terbang, dan yang juga baru saja hinggap kembali,
Jangan pernah menyerah, rentangkan sayap-sayap kalian,
Ikuti bening kata-kata benak dan dan nurani jernih yang ada di kolam hati kalian,
Jalani seluruh lengkung pelangi dan langit luas di atas hamparan belantara hangat jiwa kalian
Segala doa dan harapan terbaikku selalu menyertai,
Terima kasih tak terhingga untuk segenap sahabat mungil dan ladang luas di hadapan yang sudah diwariskan....
(Gambar: http://www.mewarnaigambar.web.id/2013/05/mewarnai-gambar-burung-gereja.html)
Burung gereja (Sparrow Britt. Passer montanus) adalah jenis burung pipit kecil yang berasal dari keluarga Passeridae. Burung-burung ini mendiami kota-kota dalam jumlah yang sangat besar. Merupakan burung yang jinak dari semua burung liar. Burung gereja berukuran kecil, berwarna coklat-kelabu, gemuk, berekor pendek, dan memliki paruh yang kuat. Makanan burung ini adalah biji dan serangga kecil. Pada awalnya berasal dari Eropa, Afrika, dan Asia, kemudian burung ini disebarkan ke Australia dan Amerika oleh penduduk, dan saat ini lebih banyak ditemukan Amerika Utara, Australia, dan Amerika Selatan. (Sumber : Wikipedia-bhs Indonesia)
Tidak pernah lelah.
Melihatnya memungut dan membawa apa saja ke sarangnya yang tinggi itu, setiap kali memaksa otak yang masih lengket ini berpikir, betapa tekunnya mereka menjalani ritual itu.
Apakah mereka pernah saling mempertanyakan tentang hidup mereka?
Pernahkah mereka khawatir suatu saat akan ada perubahan, perbedaan bahkan akhir kebiasaan itu?
Pagi ini, sembari menenggelamkan diri lagi dalam renungan singkat yang menggabungkan topik ketidak percayaan dan kejujuran, sepasang burung gereja itu beraksi kembali di dalam pikiran.
Terbang ke sana kemari menempatkan banyak cahaya dalam kepala.
Seringkali kita menolak untuk mempercayai sesuatu
saat kita belum melihatnya,
tetapi setelah belajar cukup lama,
berulang kali mengalami penolakan, kegagalan,juga kesalahan,
dan berlatih untuk berkubang dalam kejujuran,
akhirnya banyak kenyataan hidup malah mampu bersaksi menunjukkan maknanya.
Bahwa ketenangan bukan berarti ketidak tahuan
Bahwa kesabaran bukan berarti kelemahan
Bahwa kelemah-lembutan bukan berarti kegagalan
Bahwa kerelaan bukan berarti ketidak pastian
Bahwa kedewasaan bukan berarti keterpaksaan.
Bahwa belajar bukan hanya bagian dari hidup,
tapi justru merupakan hidup itu sendiri.
Dan sekali ini ada yang jauh lebih penting,
kata-kata tak pernah lebih bernilai lagi
ketimbang pengertian dan penerimaan,
bahwa yang hidup memang sungguh-sungguh kuat,
dengan kekuatan cinta tanpa batas.
Indah sekali.
Ini untuk sepasang burung gereja yang terbang, dan yang juga baru saja hinggap kembali,
Jangan pernah menyerah, rentangkan sayap-sayap kalian,
Ikuti bening kata-kata benak dan dan nurani jernih yang ada di kolam hati kalian,
Jalani seluruh lengkung pelangi dan langit luas di atas hamparan belantara hangat jiwa kalian
Segala doa dan harapan terbaikku selalu menyertai,
Terima kasih tak terhingga untuk segenap sahabat mungil dan ladang luas di hadapan yang sudah diwariskan....
(Gambar: http://www.mewarnaigambar.web.id/2013/05/mewarnai-gambar-burung-gereja.html)
Burung gereja (Sparrow Britt. Passer montanus) adalah jenis burung pipit kecil yang berasal dari keluarga Passeridae. Burung-burung ini mendiami kota-kota dalam jumlah yang sangat besar. Merupakan burung yang jinak dari semua burung liar. Burung gereja berukuran kecil, berwarna coklat-kelabu, gemuk, berekor pendek, dan memliki paruh yang kuat. Makanan burung ini adalah biji dan serangga kecil. Pada awalnya berasal dari Eropa, Afrika, dan Asia, kemudian burung ini disebarkan ke Australia dan Amerika oleh penduduk, dan saat ini lebih banyak ditemukan Amerika Utara, Australia, dan Amerika Selatan. (Sumber : Wikipedia-bhs Indonesia)
Selasa, 04 Juni 2013
Ilham Kepagian
Bangun pagi. Bagi sebagian orang bisa jadi bagian dari perjuangan hebat yang terkadang disertai penderitaan. Berupaya dengan segala daya mempertahankan mata tetap terbuka sambil memanggil roh sendiri yang sedang asik berkelana memang betul-betul berat. Bersyukurlah saya mengenal beberapa teman, sahabat dan kerabat yang selalu termasuk pejuang sejati dalam pertempuran bangun pagi ini.
Bertolak belakang dengan saya, yang sulit sekali melawan kekuatan jam biologis tubuh, seringkali malah sudah siuman sebelum diteriaki ayam jago digital di samping kuping. Kebiasaan yang tidak jarang bikin badan melayang-layang kalo habis begadang dan badan tetap tidak bisa diajak mbangkong - tidur sampai siang. Tetap sadar segera setelah matahari terbit.
Postingan ini muncul bukan karena kedua sebab di atas. Tapi justru karena bangun kepagian. Kebanyakan beristirahat dan tidur seharian ternyata lebih dari cukup untuk wayangan setelah terbangun mendadak selepas tengah malam. Segala cara sudah dikerjakan, mulai dari yang biasa hingga yang bikin putus asa. Menyelesaikan pekerjaan kantor yang nyisa, sudah. Melancarkan jurus-jurus yoga sambil berdoa litani, sudah. Berkhayal dan menyusun banyak rencana ajaib, sudah. Belum bisa nyenyak juga. Sampai terpikir untuk sepedaan sambil merapal mantra "ngantuk... tidur...mimpi..." berkali-kali. Untunglah niatan itu tidak terlaksana karena masih ada sedikit kewarasan tersisa di otak, dan akhirnya kantuk muncul juga sesaat sebelum subuh.
Beristirahat, tidur, bangun dan beraktifitas kembali, satu kelompok rutinitas wajib tubuh. Jadwalnya memang tidak selalu sama untuk setiap orang. Sebagian besar menjalani siang dan sisa yang lainnya lebih mengakrabi malam. Semua dengan alasannya masing-masing.
Tapi kejadian pagi ini menyisakan pesan bahwa terkadang,
salah satu cara terbaik untuk kembali bisa menghargai apa yg kamu miliki adalah dengan meninggalkannya sejenak.
Kerapkali, untuk menghargai kedamaian dan kenyamanan hidup, kita mesti sampai pada tahap mumet dan galau lebih dulu.
Lantas kembali pulang mendapati banyak berkat dan hadiah menunggu kita tanpa perlu kita cari jauh-jauh.
Jalur pita keemasan, ataupun kabut, semua ada, tepat setelah bangun.
Untuk kekasih hati, yang selalu rindu mengantar pagi sebelum mampu menggaulinya
Selamat pagiii....
Bertolak belakang dengan saya, yang sulit sekali melawan kekuatan jam biologis tubuh, seringkali malah sudah siuman sebelum diteriaki ayam jago digital di samping kuping. Kebiasaan yang tidak jarang bikin badan melayang-layang kalo habis begadang dan badan tetap tidak bisa diajak mbangkong - tidur sampai siang. Tetap sadar segera setelah matahari terbit.
Postingan ini muncul bukan karena kedua sebab di atas. Tapi justru karena bangun kepagian. Kebanyakan beristirahat dan tidur seharian ternyata lebih dari cukup untuk wayangan setelah terbangun mendadak selepas tengah malam. Segala cara sudah dikerjakan, mulai dari yang biasa hingga yang bikin putus asa. Menyelesaikan pekerjaan kantor yang nyisa, sudah. Melancarkan jurus-jurus yoga sambil berdoa litani, sudah. Berkhayal dan menyusun banyak rencana ajaib, sudah. Belum bisa nyenyak juga. Sampai terpikir untuk sepedaan sambil merapal mantra "ngantuk... tidur...mimpi..." berkali-kali. Untunglah niatan itu tidak terlaksana karena masih ada sedikit kewarasan tersisa di otak, dan akhirnya kantuk muncul juga sesaat sebelum subuh.
Beristirahat, tidur, bangun dan beraktifitas kembali, satu kelompok rutinitas wajib tubuh. Jadwalnya memang tidak selalu sama untuk setiap orang. Sebagian besar menjalani siang dan sisa yang lainnya lebih mengakrabi malam. Semua dengan alasannya masing-masing.
Tapi kejadian pagi ini menyisakan pesan bahwa terkadang,
salah satu cara terbaik untuk kembali bisa menghargai apa yg kamu miliki adalah dengan meninggalkannya sejenak.
Kerapkali, untuk menghargai kedamaian dan kenyamanan hidup, kita mesti sampai pada tahap mumet dan galau lebih dulu.
Lantas kembali pulang mendapati banyak berkat dan hadiah menunggu kita tanpa perlu kita cari jauh-jauh.
Jalur pita keemasan, ataupun kabut, semua ada, tepat setelah bangun.
Untuk kekasih hati, yang selalu rindu mengantar pagi sebelum mampu menggaulinya
Selamat pagiii....
Senin, 29 April 2013
Menyiksa diri
Beberapa hari yang lalu ada seorang teman yang mengajak ngobrol, mula-mula soal yang wajib dibahasnya karena kebetulan yang bersangkutan menjual produk, sampai akhirnya ke soal yang keliatannya gak penting tapi cukup menyentil. Teman ini menjanjikan sebuah produk masa depan, yang udah mulai bisa dirasa manfaatnya sekarang. Dan saya terpesona karena dengan penjelasannya saat itu, saya baru sadar bahwa selama ini saya rajin menyiksa diri sendiri dengan banyak hal yang tidak penting dan justru mengurangi peluang saya untuk hidup di masa depan. Akhirnya saya paham dan terpedaya dengan pengertian saya sendiri, lantas sukseslah produk itu saya beli. Cerita tamat sampai di sini. Terima kasih.
Hehehe... sebenarnya ini bukan kisah proses jual-beli produk yang biasa saja. Saya melihatnya sebagai bagian dari proses perubahan besar dalam cara saya memandang diri dan masa depan sendiri.
Sebelum ini, saya jarang menghargai kehidupan sendiri lebih tinggi daripada milik orang lain. Dari segi kemampuan, saya hanya memperhitungkan apakah saya bisa menyamai atau melebihi orang lain, lantas mengalahkannya sekalian. Dan sayangnya, kondisi itu berefek pada banyak hal lain. Saya sibuk memikirkan orang lain, saya sibuk memusingkan orang lain, saya sibuk menjadikan orang lain sebagai menu harian sakit hati saya, meski mereka kerapkali benar-benar tidak penting untuk hidup saya. Seringkali saya lelah dan ingin berhenti, tapi selalu berhasil kembali ke kondisi semula setelah melihat orang lain, dihina orang lain dan diperlakukan secara "khusus" oleh orang lain. Betul-betul tersiksa oleh "keinginan sendiri atas orang lain", manusiawi.
Untunglah pencerahan sempat datang sebelum saya betul-betul berubah menjadi orang lain. Dan banyak sekali cahaya berpendar menerangi jalan di depan saya. Lampu dalam kepala saya, pelita kecil dalam dada saya dan banyak percis mungil dalam tubuh saya sekaligus menyala terang. Saya berubah jadi manusia penuh sinar, meski bukan alien, siap menghangatkan jalan hidup saya sendiri, dan semoga bisa berbagi untuk sekitar saya.
Berkhayal lagi? Mudah-mudahan tidak. Saya menemukan, bahwa segala sesuatu yang saya lakukan, memang punya alasan penting untuk dilakukan, memang punya tujuan baik untuk dipertanggung jawabkan, biarkan orang lain menganggap itu tidak penting. Dan saya gembira saya bisa berhenti untuk menyiksa diri sendiri dengan pendapat mereka yang ternyata memang tidak penting.
Apa sebenarnya alasan kita untuk bekerja?
Apa sebenarnya alasan kita untuk berdoa?
Apa sebenarnya alasan kita untuk berilmu?
Apa sebenarnya alasan kita untuk segala perbuatan baik?
Apa sebenarnya alasan kita untuk hidup?
Kalau segala sesuatu punya alasan dan tujuan sendiri,
Mengapa masih saja selalu ada yang iri dan dengki
pada orang lain?
Berhenti menyiksa diri
dan selalu hidup sebagai diri sendiri
Cerahnyaaaa.......
(pict. www.dreamtime.com-image 11797146)
Hehehe... sebenarnya ini bukan kisah proses jual-beli produk yang biasa saja. Saya melihatnya sebagai bagian dari proses perubahan besar dalam cara saya memandang diri dan masa depan sendiri.
Sebelum ini, saya jarang menghargai kehidupan sendiri lebih tinggi daripada milik orang lain. Dari segi kemampuan, saya hanya memperhitungkan apakah saya bisa menyamai atau melebihi orang lain, lantas mengalahkannya sekalian. Dan sayangnya, kondisi itu berefek pada banyak hal lain. Saya sibuk memikirkan orang lain, saya sibuk memusingkan orang lain, saya sibuk menjadikan orang lain sebagai menu harian sakit hati saya, meski mereka kerapkali benar-benar tidak penting untuk hidup saya. Seringkali saya lelah dan ingin berhenti, tapi selalu berhasil kembali ke kondisi semula setelah melihat orang lain, dihina orang lain dan diperlakukan secara "khusus" oleh orang lain. Betul-betul tersiksa oleh "keinginan sendiri atas orang lain", manusiawi.
Untunglah pencerahan sempat datang sebelum saya betul-betul berubah menjadi orang lain. Dan banyak sekali cahaya berpendar menerangi jalan di depan saya. Lampu dalam kepala saya, pelita kecil dalam dada saya dan banyak percis mungil dalam tubuh saya sekaligus menyala terang. Saya berubah jadi manusia penuh sinar, meski bukan alien, siap menghangatkan jalan hidup saya sendiri, dan semoga bisa berbagi untuk sekitar saya.
Berkhayal lagi? Mudah-mudahan tidak. Saya menemukan, bahwa segala sesuatu yang saya lakukan, memang punya alasan penting untuk dilakukan, memang punya tujuan baik untuk dipertanggung jawabkan, biarkan orang lain menganggap itu tidak penting. Dan saya gembira saya bisa berhenti untuk menyiksa diri sendiri dengan pendapat mereka yang ternyata memang tidak penting.
Apa sebenarnya alasan kita untuk bekerja?
Apa sebenarnya alasan kita untuk berdoa?
Apa sebenarnya alasan kita untuk berilmu?
Apa sebenarnya alasan kita untuk segala perbuatan baik?
Apa sebenarnya alasan kita untuk hidup?
Kalau segala sesuatu punya alasan dan tujuan sendiri,
Mengapa masih saja selalu ada yang iri dan dengki
pada orang lain?
Berhenti menyiksa diri
dan selalu hidup sebagai diri sendiri
Cerahnyaaaa.......
(pict. www.dreamtime.com-image 11797146)
Jumat, 12 April 2013
TAKUT
Setiap orang pasti pernah merasa takut, akan beragam hal.
Saya juga hehehe….
Dan sesudah lebih dari sekali terjadi, baru kali ini saya sadar telah menghadapinya lagi.
Saya takut mati.
Manusiawi bukan?
Ada banyak hal yang belum selesai saya bereskan,
masih banyak masalah yang belum saya tuntaskan,
masih banyak tempat yang belum saya kunjungi,
yang pasti, lebih banyak lagi hutang yang belum saya lunasi.
Sangat wajar kalau akhirnya saya jadi benar-benar takut.
Sungguh-sungguh takut mati.
Belum lagi karena harus mempertanggungjawabkan titipan kecil dalam dada ini
dalam setiap tarikan nafas, sungguh menggila karena tersiksa,
sesuatu yang sederhana, hangat dan begitu luar biasa,
berharap masih cukup banyak waktu tersisa untuk menjaganya baik-baik.
RASA ini, terlalu kuat untuk dibiarkan patuh pada sekedar rasa takut….
Terima kasih TUHAN.
Saya masih Kauperkenankan mengalami
Keajaiban hidup ini kembali…
Jatuh cinta lagi
Indah sekali.
Saya juga hehehe….
Dan sesudah lebih dari sekali terjadi, baru kali ini saya sadar telah menghadapinya lagi.
Saya takut mati.
Manusiawi bukan?
Ada banyak hal yang belum selesai saya bereskan,
masih banyak masalah yang belum saya tuntaskan,
masih banyak tempat yang belum saya kunjungi,
yang pasti, lebih banyak lagi hutang yang belum saya lunasi.
Sangat wajar kalau akhirnya saya jadi benar-benar takut.
Sungguh-sungguh takut mati.
Belum lagi karena harus mempertanggungjawabkan titipan kecil dalam dada ini
dalam setiap tarikan nafas, sungguh menggila karena tersiksa,
sesuatu yang sederhana, hangat dan begitu luar biasa,
berharap masih cukup banyak waktu tersisa untuk menjaganya baik-baik.
RASA ini, terlalu kuat untuk dibiarkan patuh pada sekedar rasa takut….
Terima kasih TUHAN.
Saya masih Kauperkenankan mengalami
Keajaiban hidup ini kembali…
Jatuh cinta lagi
Indah sekali.
Jumat, 05 April 2013
HIDUPLAH...biasa saja....
Badan manusia memang tidak selalu bisa bersifat selentur karet. Isi otak dan hatinya juga serupa, tidak selalu bisa jernih – bening dan berkualitas baik seperti air pegunungan. Selalu adaaaa saja hal-hal dalam kehidupan sehari-hari yang mampu mengubah badan jadi kaku penyakitan , isi kepala jadi keruh, dan membuat dada membengkak karena dongkol. Kalau tidak hati-hati dan terbiasa setengah kurang waras, semuanya bisa langsung meledak keluar, menyembur ke mana-mana, dan membuat semua yang di sekitar berstatus “terberkati” karena semakin banyak beramal untuk memungut dan memperbaiki puing-puing kerusakan yang tersisa.
Pekan-pekan terakhir ini membuktikan banyak hal yang patut disyukuri dan disikapi dengan penuh nalar.
Bahwa tidak jarang badan manusia memiliki batas kemampuan untuk bertahan dan pada saat yang sama kita mengetahui siapa saja yang mampu membuat kita tetap bertahan.
Bahwa seringkali pikiran terpengaruh perasaan yang sedang berantakan sementara pada saat yang sama kita mengerti siapa dan apa saja yang mampu membuat perasaan kita utuh kembali.
Bahwa perasaan yang tidak bisa dikendalikan bisa sangat berbahaya dan pada saat yang sama kita menyadari ada banyak hal lebih penting yang mampu meredam dan menenangkannya.
Bahwa satu-satunya hal yang mampu mencegah kekacau-balauan itu berakibat fatal adalah dengan memaksa badan, pikiran dan perasaan tetap siuman, sinkron, dan tidak terpengaruh apapun.
HIDUP, memang selalu terlihat seperti ironi dari banyak kejadian yang saling melengkapi. Ajaibnya lagi, seringkali komplikasi semua kejadian itu bisa terjadi pada orang yang sama, situasi yang sama, tempat yang sama dan waktu yang sama. Begitu meriahnya hidup, berbenturan di sana-sini, terkadang bertabrakan namun tetap saja berjalan, tidak bisa dipaksa berhenti…..
HIDUP yang luar biasa ini… hanya perlu dijalani dengan biasa saja :
DUDUK TENANGLAH…dan TERSENYUMLAH…
BERSYUKUR ATAS SEGALA SESUATU YANG KITA MILIKI,
BUKAN MENYESALI APA YANG KITA INGINKAN
ATAU BERSEDIH ATAS APA YANG DIMILIKI ORANG LAIN.
Pekan-pekan terakhir ini membuktikan banyak hal yang patut disyukuri dan disikapi dengan penuh nalar.
Bahwa tidak jarang badan manusia memiliki batas kemampuan untuk bertahan dan pada saat yang sama kita mengetahui siapa saja yang mampu membuat kita tetap bertahan.
Bahwa seringkali pikiran terpengaruh perasaan yang sedang berantakan sementara pada saat yang sama kita mengerti siapa dan apa saja yang mampu membuat perasaan kita utuh kembali.
Bahwa perasaan yang tidak bisa dikendalikan bisa sangat berbahaya dan pada saat yang sama kita menyadari ada banyak hal lebih penting yang mampu meredam dan menenangkannya.
Bahwa satu-satunya hal yang mampu mencegah kekacau-balauan itu berakibat fatal adalah dengan memaksa badan, pikiran dan perasaan tetap siuman, sinkron, dan tidak terpengaruh apapun.
HIDUP, memang selalu terlihat seperti ironi dari banyak kejadian yang saling melengkapi. Ajaibnya lagi, seringkali komplikasi semua kejadian itu bisa terjadi pada orang yang sama, situasi yang sama, tempat yang sama dan waktu yang sama. Begitu meriahnya hidup, berbenturan di sana-sini, terkadang bertabrakan namun tetap saja berjalan, tidak bisa dipaksa berhenti…..
HIDUP yang luar biasa ini… hanya perlu dijalani dengan biasa saja :
DUDUK TENANGLAH…dan TERSENYUMLAH…
BERSYUKUR ATAS SEGALA SESUATU YANG KITA MILIKI,
BUKAN MENYESALI APA YANG KITA INGINKAN
ATAU BERSEDIH ATAS APA YANG DIMILIKI ORANG LAIN.
Selasa, 26 Februari 2013
MENGAPA ?
Ada banyak pertanyaan dalam keseharian hidup kita, yang justru muncul karena kita berusaha memberikan jawaban atas apapun yang kita hadapi.
Sebagian besar wacana memulai daftar pertanyaan tersebut dengan kata APA…untuk mengidentifikasi hal yang kita hadapi, lantas pertanyaan ini mengaitkan SIAPA, yang bersangkutan dengan hal yang kita hadapi tadi. Belum cukup berhenti hingga di sini, masih juga kita mempertanyakan masalah KAPAN, DI MANA, dan BAGAIMANA hal tadi sampai harus kita hadapi.
Dan bukanlah manusia normal, kalau pada akhirnya kita tidak mempertanyakan MENGAPA untuk menjelaskan semua jawaban tadi.
Bertahun berdamai dengan segala pergumulan hati, menjalani hari dengan pengharapan, mencari sosok penghiburan, dan tersenyum pada setiap keajaiban hidup, hingga titik penghabisan. Terus menunggu jawaban dengan semua pertanyaan yang mungkin terucap. Kali ini, susunan pertanyaan dalam benak yang selalu kusut ini memuncak pada pertanyaan MENGAPA. Dan yang tinggal malah kepedihan dan penderitaan, karena tidak ada cukup jawaban tersedia untuk menguraikan kekusutan tersebut.
MENGAPA kita harus memilih?
MENGAPA kita harus memutuskan?
MENGAPA terlalu berat mengiklaskan sesuatu?
Bahkan atas sesuatu yang sebenarnya hanya boleh kita jaga?
MENGAPA, ketika Yang Kuasa mengabulkan segala permohonan dan doa, lantas kita justru harus berjuang keras untuk berbahagia atas jawabanNya itu?
Bila Tuhan cepat mengabulkan doamu,
maka DIA menyayangimu,
Bila DIA lambat mengabulkan doamu,
maka DIA ingin mengujimu,
Bila DIA tidak mengabulkan doamu,
maka DIA merancang sesuatu yang lebih baik untukmu.
oleh itu, senantiasalah bersangka baik pada ALLAH
dalam keadaan apapun jua.....
Menghadapi orang-orang terkasih,
tidak mungkin lagi bisa berdusta
dengan hati yang hanya sepotong ini,
mungkin sebenarnya jawaban itu sudah ada,
hanya terlalu menakutkan untuk diakui…
Sebagian besar wacana memulai daftar pertanyaan tersebut dengan kata APA…untuk mengidentifikasi hal yang kita hadapi, lantas pertanyaan ini mengaitkan SIAPA, yang bersangkutan dengan hal yang kita hadapi tadi. Belum cukup berhenti hingga di sini, masih juga kita mempertanyakan masalah KAPAN, DI MANA, dan BAGAIMANA hal tadi sampai harus kita hadapi.
Dan bukanlah manusia normal, kalau pada akhirnya kita tidak mempertanyakan MENGAPA untuk menjelaskan semua jawaban tadi.
Bertahun berdamai dengan segala pergumulan hati, menjalani hari dengan pengharapan, mencari sosok penghiburan, dan tersenyum pada setiap keajaiban hidup, hingga titik penghabisan. Terus menunggu jawaban dengan semua pertanyaan yang mungkin terucap. Kali ini, susunan pertanyaan dalam benak yang selalu kusut ini memuncak pada pertanyaan MENGAPA. Dan yang tinggal malah kepedihan dan penderitaan, karena tidak ada cukup jawaban tersedia untuk menguraikan kekusutan tersebut.
MENGAPA kita harus memilih?
MENGAPA kita harus memutuskan?
MENGAPA terlalu berat mengiklaskan sesuatu?
Bahkan atas sesuatu yang sebenarnya hanya boleh kita jaga?
MENGAPA, ketika Yang Kuasa mengabulkan segala permohonan dan doa, lantas kita justru harus berjuang keras untuk berbahagia atas jawabanNya itu?
Bila Tuhan cepat mengabulkan doamu,
maka DIA menyayangimu,
Bila DIA lambat mengabulkan doamu,
maka DIA ingin mengujimu,
Bila DIA tidak mengabulkan doamu,
maka DIA merancang sesuatu yang lebih baik untukmu.
oleh itu, senantiasalah bersangka baik pada ALLAH
dalam keadaan apapun jua.....
Menghadapi orang-orang terkasih,
tidak mungkin lagi bisa berdusta
dengan hati yang hanya sepotong ini,
mungkin sebenarnya jawaban itu sudah ada,
hanya terlalu menakutkan untuk diakui…
Jumat, 25 Januari 2013
Jumat, 11 Januari 2013
Takkan berhenti
Samudera tak pernah lupa menyurut ke pantai
di sela-sela pasangnya
Pagi pun selalu setia kembali
pada siang setelah kelamnya malam
Tetaplah jadi CAHAYA,
memantul di lapangnya samudera
dan bersinar terang di hari hidupmu.
Bersiap untuk menerima gerimis, hujan, badai,
dan terus mengalir dalam kesejukan,
menuju samudera
There's no other wish left,
all I wanna be is everything at once
and never stop to....
^___^
di sela-sela pasangnya
Pagi pun selalu setia kembali
pada siang setelah kelamnya malam
Tetaplah jadi CAHAYA,
memantul di lapangnya samudera
dan bersinar terang di hari hidupmu.
Bersiap untuk menerima gerimis, hujan, badai,
dan terus mengalir dalam kesejukan,
menuju samudera
There's no other wish left,
all I wanna be is everything at once
and never stop to....
^___^
Langganan:
Postingan (Atom)